Minggu, 15 Maret 2009

PEMIMPIN SEJATI YANG BERHATI NURANI



MENJADI PEMIMPIN
SECARA

KONSTITUSIONAL

Pada awal reformasi Mei 1998, Jenderal TNI WIRANTO menjabat sebagai Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam Pangab). Saat itu situasi negara sangat kritis, demonstrasi mahasiswa se Indonesia bersama rakyat terkonsentrasi di Jakarta.
HM Soeharto yang merasa keadaan negara sudah hampir keos, menerbitkan surat perintah kepada Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, yang pada intinya memberikan kewenangan penuh untuk mentralisasi keadaan.
Karena pertimbangan HATI NURANI atas masukan para staf, dimana bila kekuatan militer digunakan maka korban rakyat sipil akan banyak sekali, maka Jenderal TNI Wiranto memutuskan untuk tidak menindaklanjuti surat presiden tersebut.
Para pengamat politik menilai, moment ini sebenarnya dapat digunakan Jenderal TNI Wiranto untuk mengambil alih kekuasaan, lalu mengadakan pemilu dan seterusnya (lihat Thailand).
Akhirnya HM Soeharto menyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya BJ Habibie. Pada tahun 1999 saat sidang istimewa MPR RI, Jenderal TNI Wiranto dimasukkan kedalam kandiddat presiden karena laporan pertanggung jawaban BJ Habibie ditolak oleh sidang istimewa MPR RI.
Namun ajakan tersebut ditolak, karena pertimbangan tanggung jawab dalam pengamanan sidang istimewa MPR RI, kembali seorang prajurit sapta marga menggunakan HATI NURANInya, Jenderal TNI Wiranto konsisten akan amanah yang dipikulnya. Sidang istimewa MPR RI sukses dan terpilihlah KH Abdulrahman Wahid sebagai presiden ke 3 RI.
Melihat situasi dan kondisi bangsa yang mulai melenceng dari cita cita reformasi, Wiranto yang telah purnawirawan, mencalonkan diri menjadi calon presiden melalui konvesi sebuah partai pemenang pemilu 2004. Kemenangan ini memang sangat spektakuler, Wiranto mengalahkan Ketua Umum partai tersebut, juga money politics yang dilakukan oleh seorang elit partai yang juga pengusaha besar dapat ditaklukan. Namun saat pemilihan presiden, seorang putra terbaik bangsa ternyata tidak didukung oleh kerja partai pendukungnya. Sangat ironis sebuah perjuangan dinodai oleh konspirasi baik internal maupun eksternal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa WIRANTO ingin menjadi pemimpin yang konstitusional dan dia adalah seorang yang amanah, teguh dan tegas pada pendirian serta sudah teruji sebagai patriot sejati yang ber HATI NURANI, penjaga kedaulatan bangsa.
Semangat untuk berbakti dan mengabdi kepada ibu pertiwi tidak pernah surut darinya, bersama para sahabat yang sama sama mengedepankan HATI NURANI , Wiranto mendirikan wadah baru, sebuah harapan baru untuk perubahan,didirikanlah PARTAI HATI NURANI RAKYAT (HANURA).
Beratus juta jiwa di bumi ibu pertiwi menantikan perubahan, mengharapkan bangsa Indonesia keluar dari krisis multi dimensi, menuju suatu negara yang adil makmur, bermartabat, sebuah bangsa yang mendiri, memiliki keunggulan disegala bidang untuk dapat mensejahterakan rakyat Indonesia.
Saatnya HATI NURANI bicara, adalah sebuah gerakan moral yang dibawa dan ditawarkan oleh WIRANTO sebagai kekuatan dan solusi terhadap permasalahan bangsa Indonesia.
Mari kita semua, para sahabat WIRANTO bersama sama mewujudkan Indonesia Sejahtera, gemah ripah loh jinawi.
Jayalah negeriku, majulah bangsaku, Tuhan YMK memberkati INDONESIA.







Tidak ada komentar: